POJOK CELOTEH #1


HUJAN (Bulan Juni)

Hai All, 

It's June already, we're in the middle of this year. Oemji.  

Btw, kalian tim takut hujan atau tim yang suka hujan?  

Since I was a little, I have both loved and hated rain. 

Alasan menyukai hujan: udara jadi dingin, sendu dan syahdu, kadang juga terasa seperti dunia sedang membersihkan  diri alias dunia lagi "mandi", and thats cute. Dan aku sendiri waktu kecil sering mandi hujan di luar, jadi aku dan dunia sama-sama mandi, seruu. Hujan juga bikin keluarga kumpul di ruang tamu buat cerita-cerita dengan udara yang ademmm. Kadang lagi, enak banget buat tidur karena dingin. Kadang lagi, enak banget buat merenung sendiri karena hujan bisa membawa banyak ingatan, menyediakan ruang berkhayal, atau bahkan mengurai pikiran yang kalut.

Alasan tidak suka: hujan datang berikut dengan pasukannya, alias angin, petir, dan guntur. Bikin jadi takut ke luar. Takut kesamber petir dan suara guntur terlalu mengintimidasi, mendramatisir kehadiran petir. Belum lagi anginnya, kalau terlalu kencang bikin gelisah. Kadang di situasi tertentu hujan membatalkan kegiatan atau janji :). Dulu suka males berangkat sekolah kalau hujan, haha. Oh satu lagi, hujan kadang meningkatkan frekuesi rindu. Haha. 

When i was a kid, senang sekali menganalisa hujan, bagaimana awan kumulonimbus terbentuk sampai menciptkan hujan dari materi yang dipelajari di SD dan kartun-kartun yang ditonton di TV.  

 Setelah dewasa, hujan jadi jarang dinikmati, lebih sering sibuk dengan dunia sendiri yang meluputkan diri dari menikmati momentnya. Setelah dewasa, terhadap hujan tampakya hanya ada 2 reaksi paling sering terjadi, pertama bersyukur karena hujan setelah hari yang terik, panas, dan kering kerontang. Kedua ngedumel karena hujan bikin rencana, kegiatan atau janji batal.

Dan baru saja, saat hujan, aku menyadari satu hal,  adalah kurang tepat jika aku menyebut diriku takut hujan. Karena sebetulnya jiwaku menyukai hujan dan syahdu yang mengikutinya. Apalagi membaui petrikornya. Yang ditakuti itu angin badai, petir, dan guntur yang tau-tau ikut-ikutan hadir seolah melengkapi, padahal bikin nggabisa enjoy moment hujannya. 

Awalnya aku tidak menyukai angin, petir, dan guntur secara buta, tapi kemudian mencoba mencari tahu kenapa tiga hal tersebut eksis? Sebagai fenomena alam apakah ketiganya ada hanya untuk menakuti? atau sebetulnya punya manfaat?

Dan yaa! Mereka punya manfaat masing-masing buat bumi, buat kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Wow.  Keren. 

Katanya, ada sekitar 100 sambaran petir yang terjadi setiap detik di seluruh dunia. Kinda scary. Sekaligus bikin takjub. Tuhan beneran mengatur itu semua. 

Setelah kontemplasi ini, aku memutuskan tetap menyukai hujan dan tidak menyukai angin, petir, dan guntur, hanya saja cukup menghormati kehadiran ketiganya. 

Jadi, kalian tim yang mana?  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Feeling That I Hope Will Last Forever

SAMPAI RAMBU BERIKUTNYA

SAJAK DUA TAHUN BELAKANGAN

EKSPEKTASI

EARL DAN VISCOUNTESS

A Little Bit of “Why Can’t We Force What We Believe on Anyone Else?”

BELAHAN BUMI BAGIAN MANA?

GENAP

ONCE YOU LET IT GO, YOU BETTER KNOW IT’S GONE

TERLENA