UTOPIST YET REALIST

Katanya; kita nggabisa senang-senang terus, Ket. life is not that easy. life is not as simple as choosing what we want to feel. You're just being too utopist for telling everyone to be happy and grateful of their life, because the truth is not everyone has the same life to live as you. The happiness you feel right now won't last forever. It is temporary.

Yuppp. Indeed!! You are not wrong. And, yea, call me  utopian. I don't mind. Cause i am. But things you need to note: I never said we have to be happy every single time, i never said life is easy. I never said life is simple. I never said choosing what we want to feel means everything is resolved. And i never said all of us are living the same life. Never. I said we all are free to choose what we want to feel. Meaning to react and how to respond to a situation. And choosing to be grateful is a kind of contextual act which is best to choose in order not to be hard on ourselves cause life itself is already hard. Be kind to yourself. Artinya, kita memang menjalani kehidupan yang berbeda, nasib kita beda-beda, kondisi dan kemampuan kita juga beda-beda. Ada yang beruntung, ada biasa aja, dan ada yang malang. Tapi itu semua bukan suatu hal yang saklek. Nggada orang yang selalu beruntung bukan? nggada juga orang yang selalu biasa aja atau selalu malang. Hidup adalah dinamika. Semuanya seperti katamu, adalah temporari. Kesenanganmu akan berakhir dan berganti hal lain, apapun itu. Kesedihanmu dan kekhawatiran mu juga akan berakhir, berganti hal lain. Apapun itu pasti akan berakhir dan sesuatu yang baru lainnya akan dimulai. Tapi kebijaksanaan untuk memilih cara kita menikmati kondisi yang sedang ada itu ada pada kita. Menikmatinya dengan syukur atau tidak, itu piihan kita. 

    Jika pertanyaan selanjutnya adalah "gimana bisa bersyukur kalau kondisinya sama sekali nggada yang bisa disyukuri?" well, lets make it clear, bagaimana caramu mengartikan bersyukur? Apakah beryukur artinya berterimakasih dan memiliki perasaan senang di dalam hati dan pikiran kita? jawabannya "iya", tapi tidak selamanya "harus" begitu. Menurutku, dalam beberapa kondisi kita memang tidak bisa berterimakasih atas suatu hal. Karena nyatanya tidak semua hal selalu menyenangkan. Beberapa hal yang terjadi memang menyebalkan dan meyedihkan. Sometimes things are just suck. And how to cope with that? Dude, just live!  JUST LIVE. Inhale and exhale. Validate your own emotions. Take your own time as much as you need. It's okay  to withdraw and isolate youself for a while. For a while. Don't get too comfortable with it. Restore yourself. But (and) please have a little faith in yourself. Get yourself back. Untuk melihat bahwa ada sesuatu yang lain dibalik hal-hal yang terjadi atau untuk keluar dari kondisi tidak menyenangkan ini dan akhirnya sampai pada hal lain. Untuk sampai pada "hal lain" itu, we have to deal with this thing first. The "dealing with this thing properly" is a need. You will never get out of thing if you don't face it. If you never try to.

I will always emphasize the phrase "dealing with this thing properly is a need." We can't always make it perfect. We're human, we cry, we get depressed, we fail, but our action which trying to deal with things properly somehow will lead us out. And what does that "properly" mean? I am sorry, i can't explain it well, you will find it out yourself along with your journey. But for me, properly here means hold on to God, the eagerness to get out of thing, the courage to take action, the sincerity and perseverance in doing something, to know it is okay to feel upset and fail and get things back afterwards, the commitment and consistency, also appreciation to appreciate yourself and the people who have accompanied and helped you.

Well, menurutku untuk beberapa hal, kita bisa menerima walaupun tidak ihklas. We just let it be. Let it pass. 

Happiness is a moment, we can't be happy all the time. But after all?..... Yes, we have "after all"... 

You know, bad things shall pass.  It won't always be this way. Lots of good things ahead. Life is dynamic. Bad things teach you a lot. Be kind to yourself, be kind to people you love and who love you. Life itself is already hard. The proccess will be full of ups and downs. But that's okay. You will eventually arrive somewhere. Just focus on good things and good things will happen. I don't know what and when, but it will. Choose what you want to feel.

Utopist yet realist. I think am at this level. Let's talk about this a little further next time. See you. 

Lastly, I think this is a great mantra to chant; A joyful heart is good medicine, but a broken spirit dries up the bones. Proverbs 17:22.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Feeling That I Hope Will Last Forever

 Hai  This is me, Chatrine, again.  Being here again, not to write any poem or prose like I always do here, but to share that am so happy today. No, not because today is valentine's day. I can't stop smiling since last night, I smile like a girl who falls in love. Can you guys imagine that? the first time when you fall in love with someone, you always smile at random things, just like you are on your way to going crazy. You just can't stop smiling and feel so happy like the world is on your side and everything just working for you. ya, that's me right freakin' now. Well, let's make things clear, am NOT falling in love with a new guy, at least not yet wkwkw, am just "feeling like am falling in love", there's a little bit of difference between that two sentences. Since life is all about choices, so you choose what you want to feel, right?  i know, sometimes there's that one condition we call "Force Majeure", something out of our control...
Baca selengkapnya

SAMPAI RAMBU BERIKUTNYA

Gambar
    Mungkin ada banyak hal yang indah di dunia ini, tapi malam ini, yang indah hanya kau, dan langit malam yang gulita, jernih yang samar-samar terbungkus warna biru kelabu. Tidak ada gumpalan awan di sana bak kanvas kosong yang siap dilukis dengan hanya bintang-bintang dan bulan yang sudi diperlihatkannya. Kendati demikian dapat ku pastikan, di antara kau, bulan, dan bintang-bintang di atas sana, kaulah yang paling indah, aku bersumpah. Dan aku tidak pernah tahu bahwa di bawah langit nan luas ini, bersamamu ruang justru menyempit, menyisakan hanya kita dan riuh degup jantung yang berpacu sama cepatnya dengan aliran darah dalam pembuluh arteri. Kita terdiam, yang ramai bercengkrama hanya pikiran di kepala kita. Diam ini adalah keributan yang paling nyaring terdengar. Mengapa di saat-saat begini kata-kata malah terasa sulit untuk disusun?. Padahal kita tahu persis dari sebanyak-banyaknya waktu, yang kita punya hanya saat ini. Kau terlalu sibuk menata hati, mengantisipasi sesak ...
Baca selengkapnya

SAJAK DUA TAHUN BELAKANGAN

Gambar
   #1  Mencintaimu harus menjadi seutuhnya seorang penyabar Mencintaimu harus menjadi seutuhnya seorang berhati besi Mencintaimu harus menjadi seutuhnya seorang sakit jiwa Mencintaimu harus seutuhnya, Tak kuizinkan setengah-setengah.  #2 Maaf, apa katamu tadi? Aku tak dengar. Kamu terlalu candu, kasih. aku tenggelam pada sorot matamu,  hanyut dilengkung senyummu, terpana setiap kali kau bicara. Jika kau ingin aku fokus hanya mendengarmu, boleh aku punggungi saja kamu? Sungguh, aku mabuk dibuatmu.   #3  Merengkuhmu adalah aktivitas terakhir yang ingin kulakukan Berada dalam pelukmu adalah tempat teraman sekaligus ternyaman yang pernah kurasa Relung hatimu adalah satu-satunya celah yang ingin kuisi Pada pundakmu kurebahkan kepala beserta segala rasaku Genggamanmu adalah satu cara ampuh menahanku Dan aku tak pernah ingin beranjak barang semeterpun darimu   #4  "Selamat pagi" sapaku, Dengan sisa-sisa rindu setelah pertemuan semalam.   #5 ...
Baca selengkapnya

EKSPEKTASI

Sudah salah dari awal karena terlalu cepat meneguk euforia asa. Dengan bangga mengonsumsi tiap aksinya. Merangkai semuanya dalam kepala. Mepercayainya. Bergantung, tanpa takut apa-apa. Diangan-angankannya tiap kemungkinan. Diharapkannya segala harap. Kombinasi yang sempurna membentuk asa yang terlampau meta. Pada akhirnya luruh satu persatu. Benci tapi juga mencinta disaat yang sama. Berlaga mengabaikan, tapi diam-diam masih menyimpan harap. Fantasi mana yang abadi ? Harusnya ia tahu itu semenjak awal agar tepat ia mengolah rasa juga akalnya. Agar setidaknya tak sesesal ini. Kini ia terjebak dalam mekanisme tarik ulur. Dibuat tertawa lalu semua mengabur dalam sesaat. Dibuat tersipu tapi tak lama lalu dibuat ragu. Dibuat melambung hingga ke awangan lantas kemudian dihempas jatuh jauh kebawah. Dibuat serasa memiliki lalu sengaja dibuat sadar "kau bukan siapa-siapa", dan memaksa merasa kehilangan hal yang tak pernah jadi miliknya. Akhirnya hanya tanya. Berkutat pada "...
Baca selengkapnya

EARL DAN VISCOUNTESS

Gambar
  Sesungguhnya apa yang telah kau tulis? Bagaimana bisa jejeran aksara ini membentuk kalimat-kalimat sebegini indahnya. Memukau dan menarik atensiku seharian ini. Sastra saja sudah sanggup menenggelamkanku, dan sekarang itu diciptakan olehmu. Setiap bait hanya mengantarkanku pada decak kekaguman. Setiap kalimat membimbingku pada imajinasi seolah berada didunia yang kau maksud. Apa kau berniat membawaku kesana? Aku pikir aku akan sangat senang jika sungguhan berada disana. Memandangi rumah-rumah bergaya victorian tahun 1898 dengan tatanan arbovitae yang sempurna di pekarangannya dan sejumlah delphinium yang ditata rapi oleh penjaga taman rumah-rumah itu. Menyusuri jalanan sempit yang diapit pepohonan dan bangunan-bangunan megah dengan interior mewah dan jendela-jendela kaca patri di kiri dan kanan jalan. Yang jika ku berjalan sedikit lebih jauh, maka akan ku jumpai ladang anggur atau ladang gandum, dan tidak jauh dari situ ada Gereja kecil di kaki bukit dengan hamparan rumput hijau...
Baca selengkapnya

A Little Bit of “Why Can’t We Force What We Believe on Anyone Else?”

Hidup di dimensi waktu yang sama tidak lantas menyamakan persepsi setiap orang. Pada nilai dan ukuran contohnya, Setiap orang punya nilai dan ukurannya masing-masing dalam menjalani kehidupannya. Beberapa diantara kita mempercayai nilai yang sama dengan ukuran yang sama. Beberapa dari kita mempercayai nilai yang sama dengan ukuran yang berbeda. Beberapa lagi dalam konteks yang sama namun memiliki nilai yang berbeda dengan ukuran yang pasti juga berbeda dengan ukuran yang diterapkan oleh nilai lainnya.  Ambil saja contoh nilai yang dipercayai bahwa seorang anak harus berbakti pada orang tua. Untuk itu, beberapa orang menciptakan ukuran secara tidak langsung bahwa berbakti kepada orang tua harus dengan cara mengikuti semua yang dikatakan oleh orang tuanya. Beberapa lagi memakai ukuran bahwa berbakti kepada orang tua tidak selalu berarti harus mengikuti perkataan orang tua, karena tidak selamanya yang dikatakan itu benar, melainkan ikuti ketika itu dirasa benar dan sesuai.  Atau,...
Baca selengkapnya

BELAHAN BUMI BAGIAN MANA?

Belahan Bumi Bagian Mana? Sungguh, kau tidak sadar bahwa setiap rindu yang kau cipta menggiringku pada ruang paling hampa mengantarkanku pada petang tak bernama dan menjadikanku makhluk paling perasa yang tidak tau lagi cara membaca peta labirin asa. Kalimat-kalimat sarat makna yang lebih suka kau buat menjadi canda sesungguhnya telah membungkamku dalam rumitnya aksara. Katakan, belahan bumi bagian mana kiranya jadi tempat paling bijaksana untuk kita membenahi rasa dan menjawab beberapa tanda tanya?.
Baca selengkapnya

GENAP

Jika nanti tak kau temukan aku diantara tanda tanyamu, maka jumpai aku pada tanda titikmu Meski tak kau dapati ragaku, percayalah, jiwaku telah genap di sana untuk seluruh jawab yang ingin kau dengar Sebab aku telah mati, jauh sebelum kau cari Telah pulang pada lengang yang tak pernah kau susuri Telah tidur panjang dalam dekap abadi sang halimun Terlelap pada bait terakhir elegi sukma tentang angan yang harusnya kau tahu tentang apa. Kau, Telah jauh dan tak lagi ingin ku gapai Maka, dalam tidur ini izinkan aku untuk melupa Pada tangkai bunga berwarna cerah yang tempo hari kau beri Pada sajak yang pernah kau kirim saat kau rindu Pada harum rambutmu, sebab tak lagi kuingini pulang pada pelukmu.   .  
Baca selengkapnya

ONCE YOU LET IT GO, YOU BETTER KNOW IT’S GONE

Di usia berapa kau mulai menyadari bahwa hidup yang kau jalani hari ini adalah pilihan-pilihanmu sebelumnya ? jika belum, maka renungkan sejenak " aku hari ini adalah apa yang kupilih kemarin". Membuat pilihan itu sebenarnya adalah sebuah pertimbangan, asal kau tau, sadar atau tidak sadar ketika kau memilih "you win some, you lose some".  Bahkan tidak memilih juga adalah sebuah pilihan. Semakin dewasa kita, semakin kompleks isi kepala, bukan lagi tentang hal-hal tak masuk akal seperti yang kita pikirkan waktu duduk dibangku SD. Bukan. Bukan lagi tentang "apakah alien itu benar-benar ada ?". Bukan lagi tentang "pergi ke Neverland dan benar-benar bertemu peterpan". Bukan lagi tentang " bagaimana caranya agar bisa tinggal didunia kartun favorit kita". Bukan. Ini tentang apa yang kita miliki sebagai pilihan. Karena semakin dewasa, hidup semakin membatasi pilihan pada apa yang telah disediakannya. Pilihan seakan-akan banyak tapi terbata...
Baca selengkapnya

TERLENA

Sudah berapa lama kaum itu begitu ? Kaum orang-orang yang menyalahkan keadaan lantaran segala hal yang terjadi terasa memojokan mereka. Tak sadar mereka, mereka lah yang selama ini menaruh harapan terlalu tinggi pada udara kosong. Terlena dengan bujuk rayu yang kian dikejar kian nampak manis. padahal sebatas fatamorgana. Sudah berapa lama kaum itu merutuk begitu ? Tak henti-hentinya melontarkan kalimat sesal. Sedu sedan juga derai lara tak jarang begitu nyata terasa. Lalu mulai propaganda, meyakinkan kita bahwa merekalah kaum yang paling tersakiti agar aku, kau, kita, menjadi simpati, seakan merasa hal yang sama dengan mereka. Kaum itu, kaum yang terlena dalam sedihnya, seakan enggan beranjak, seolah terlalu berat bebannya. Terus-terusan mengais jawab dengan seribu tanya. Berharap kenyataan berubah sesuai harapannya. Hah, mereka baru sampai pada level "ingin", belum pada "memulai" Tak jarang kita juga jadi bagian dari kaum mereka. Disaat-saat terapuh d...
Baca selengkapnya