ONCE YOU LET IT GO, YOU BETTER KNOW IT’S GONE

Di usia berapa kau mulai menyadari bahwa hidup yang kau jalani hari ini adalah pilihan-pilihanmu sebelumnya ?
jika belum, maka renungkan sejenak " aku hari ini adalah apa yang kupilih kemarin".
Membuat pilihan itu sebenarnya adalah sebuah pertimbangan, asal kau tau, sadar atau tidak sadar ketika kau memilih "you win some, you lose some".  Bahkan tidak memilih juga adalah sebuah pilihan.
Semakin dewasa kita, semakin kompleks isi kepala, bukan lagi tentang hal-hal tak masuk akal seperti yang kita pikirkan waktu duduk dibangku SD. Bukan.
Bukan lagi tentang "apakah alien itu benar-benar ada ?". Bukan lagi tentang "pergi ke Neverland dan benar-benar bertemu peterpan". Bukan lagi tentang " bagaimana caranya agar bisa tinggal didunia kartun favorit kita". Bukan.
Ini tentang apa yang kita miliki sebagai pilihan. Karena semakin dewasa, hidup semakin membatasi pilihan pada apa yang telah disediakannya. Pilihan seakan-akan banyak tapi terbatas pada kemampuan. Mungkin itulah mengapa  lobus frontal ada, sejatinya sebagai suatu terminologi masuk akal untuk sistem yang mengantarkan kita pada portal probabilitas dan realitas.Menjaga kita agar tidak terlena pada ekspektasi dan imajinasi meta.

Kadang ada orang yang beruntung memiliki banyak pilihan, kadang ada yang kurang beruntung karena memiliki sedikit pilihan, dan bahkan ada yang tidak memiliki pilihan sama sekali selain menerima. Selagi punya pilihan, menghargai adalah tindakan paling bijak, berpikir dengan matang adalah suatu keharusan. Jika pilihan mengharuskan "kehilangan" untuk "mendapatkan" maka pastikan tidak ada yang kecewa atau paling tidak minimalisir skala kecewa, cause once you let it go, you better know it's gone.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Feeling That I Hope Will Last Forever

SAMPAI RAMBU BERIKUTNYA

SAJAK DUA TAHUN BELAKANGAN

EKSPEKTASI

EARL DAN VISCOUNTESS

A Little Bit of “Why Can’t We Force What We Believe on Anyone Else?”

BELAHAN BUMI BAGIAN MANA?

GENAP

TERLENA